- Bagi pencinta anime asal Jepang, pasti nggak asing lagi dengan Naruto. Serial anime ini memiliki banyak penggemar. Namanya begitu populer hingga di Indonesia. Bukan tanpa alasan, serial anime Naruto sering tayang di televisi. Naruto sering menemani dengan tayangan yang seru dan menghibur. Tak sekadar menghibur, serial Naruto ternyata memiliki sisi pembelajaran. Terdengar meragukan, namun para tokoh dan karakter di serial Naruto secara tak langsung memberikan pelajaran hidup. Selain memiliki tokoh yang keren, Naruto juga memiliki cerita petualangan yang seru. Bahkan, tak sedikit tokoh- tokohnya turut memberikan pelajaran hidup lewat petualangannya. Banyak kata dari para tokohnya yang dapat membangkitkan semangat kita dalam menjalani hidup. Berikut kata- kata motivasi yang ada dalam film Naruto dilansir dari berbagai sumber, Selasa 15/10. - Kata-kata mutiara Naruto tentang sahabat. fotoInstagram/kaptenfortuna07 1. "Sahabat tetap akan menjadi sahabat sampai kapanpun." Sasuke 2. "Mengkhianati temanmu merupakan hal yang akan kau sesali sepanjang hidupmu." Obito Uchiha 3. "Kalau rasa keadilanmu menurun berarti kau melemah. Di bawah rasa keadilan tidak ada kelemahan apapun." Kakashi 4. "Setiap teman menjaga ucapannya dan teguh pada pendiriannya. Itulah cara mereka hidup berdampingan satu sama lain." Hinata Hyuga 5. "Shinobi yang melanggar aturan memang disebut sampah, tetapi shinobi yang meninggalkan sahabatnya lebih rendah dari sampah." Obito 6. "Ninja yang paling buruk adalah ninja pengkhianat desa. Ninja yang lebih buruk dari ninja pengkhianat desa adalah ninja yang membiarkan temannya dalam bahaya.” Kakashi Hatake 7. "Teman itu adalah orang yang menyelamatkan dari neraka yang bernama kesepian.” Naruto Uzumaki 8. "Kemampuan individu seorang ninja memang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah kerjasama tim." Kakashi Hatake 9. "Teman-temanmu yang akan menopang ketidakmampuanmu, dan mencegah dari hal bodoh yang mungkin akan kau lakukan." Itachi 10. "Selamanya takkan ku biarkan ia pergi, ia adalah sasuke, sasuke adalah teman terbaikku." Naruto Uzumaki - Kata-kata mutiara Naruto tentang cinta. fotoInstagram/rasaonepiece 11. "Obat untuk hati yang terluka adalah kasih sayang." Gaara 12. "Perang lahir dari keinginan kita untuk melindungi orang yang kita sayangi." Minato Namikaze 13. "Hiduplah sesukamu, dan matilah sesukamu. Tapi ingat, lindungilah orang yang kau cinta, maka dengan itu kau bisa mati dengan tersenyum.” Sarutobi 14. "Saat kau mengenal kasih sayang, kau juga menanggung risiko kebencian." Itachi 15. "Karena kamu ada, aku menjadi kuat. Terima kasih untuk semuanya." Naruto Uzumaki 16. "Rasa sayang tidak akan membuatmu bisa memaafkan seseorang semudah itu." Naruto Uzumaki 17. "Lubang di hatimu adalah kekosongan yang akan diisi oleh orang lain." Naruto Uzumaki 18. "Lelaki manjadi semakin kuat saat ditolak." Jiraiya 19. "Kalian hanya hidup sekali. Jalani kehidupan dan matilah dengan jalan kehidupan yang kalian inginkan. Tapi apapun jalan yg kalian pilih, jangan lupa untuk melindungi orang yg berharga dalam hidup kalian." Minato Namikaze 20. "Senyummu yang menyelamatkanku. Itulah mengapa aku tidak takut mati untuk melindungimu. Karena aku mencintaimu." Hinata Hyuga - Kata-kata mutiara Naruto tentang mimpi. fotoInstagram/ 21. "Terserah jurus apa yang kau punya, tapi kalau cuma berdiam diri, sama halnya kau tidak punya mimpi." Naruto Uzumaki 22. "Untuk mencapai tujuan akhirmu, kamu harus bersabar." Tobi 23. "Jika kamu percaya dengan impianmu aku akan membuktikan padamu bahwa kamu bisa meraih impianmu hanya dengan bekerja keras." Rock Lee 24. "Untuk mendapatkan sesuatu, kau harus rela mengorbankan sesuatu yang lain." Tayuya 25. "Sampai matipun aku akan mengejar cita-citaku. Tidak ada kata menyerah di dalam diriku.." Naruto Uzumaki 26. "Takdir setiap manusia memang telah ditentukan sejak mereka lahir, tetapi dengan kerja keras kita dapat mengalahkan takdir." Naruto Uzumaki 27. "Melalui mata, kita akan melihat masa depan." Obito 28. "Tidak semua mimpi dan harapan akan terwujud sesuai dengan keinginan kita." Orochimaru 29. "Masa depan ada di tanganku dan aku harus menggapainya." Naruto Uzumaki 30. "Aku tidak peduli akan jadi apa aku di masa depan. Apakah aku akan berhasil ataupun gagal. Tapi yang pasti, apa yang aku lakukan sekarang akan membentukku di masa depan." Naruto Uzumaki - Kata mutiara Naruto tentang keteguhan. foto Instagram/assiraaj_alkilabi 31. "Kalau memang ada kedamaian, aku akan menemukannya. Aku tak akan menyerah." Naruto Uzumaki 32. "Jika kau menungguku untuk menyerah, kau akan menungguku selamanya." Naruto Uzumaki 33. "Yang diperlukan oleh Shinobi bukan jumlah jutsu yang dapat dikuasainya, tetapi yang diperlukan Shinobi adalah tekad pantang menyerah." Jiraiya 34. " Manusia itu sama dengan Pedang. Kalau tak diasah maka dia akan tumpul." Orochimaru 35. "Ada orang yang jauh lebih kuat yang pernah mengalahkanku, dia orang yang tak pernah putus asa." Neji Hyuga 36. "Kau gagal tetapi masih bisa mampu bangkit kembali, karena itu menurutku arti dari kuat yang sebenarnya." Hinata Hyuga 37. "Pengalaman bukan jaminan untuk menang, karena tiap generasi akan selalu tumbuh dengan lebih baik." Kakashi Hatake 38. "Penderitaan membuatku semakin kuat dan berkembang." Pain 39. "Kalau tanganku patah, akan ku tendang dengan kakiku ini. Kalau kakiku patah, akan ku gigit dengan gigiku ini. Kalau gigiku dihancurkan juga, akan ku lihat dengan dengan tatapan penuh kebencian. Dan kalau mataku dihancurkan juga, akan ku gunakan kutukan untuk melawannya, aku pasti akan mengembalikan Sasuke." Naruto Uzumaki 40. "Hokage adalah orang yang menahan rasa sakit, berdiri dan memimpin di depan semua orang. Dia adalah orang yang menghancurkan penghalang dan membukakan jalan untuk semua orang." Naruto Uzumaki mgg/Hameda Rachma brl/vin Recommended By Editor 40 Kata-kata cinta bahasa Inggris dan artinya, romantis 40 Kata-kata motivasi diri, penyemangat meraih kesuksesan 40 Kata-kata bijak Naruto paling keren, menyentuh hati 12 Film kartun Jepang tayang di Indonesia yang diangkat dari manga 10 Adegan gabungan anime Naruto dan kartun lain ini kocak abis 12 Karakter serial Naruto diedit ala santri, malah nyentrik
Karenasedemikian berbahayanya pandangan mata jika diumbar dan tidak dikendalikan, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang terlarang. Dalam QS An-Nuur: 30-31, Allah berfirman,"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan Oleh Dzikri Nirwana* Cuci mata’ merupakan istilah yang sangat familiar di masyarakat kita, terlebih di kalangan generasi muda, yang merupakan tren untuk menghibur diri, melepaskan beban pikiran dari segala bentuk persoalan kehidupan yang melanda, bahkan tidak jarang menjadi ajang untuk mencari jodoh bagi para bujangan. Tempat-tempat hiburan, pusat perbelanjaan, taman-taman kota, nampaknya menjadi tujuan orang-orang untuk menjalankan tradisi’ tersebut, terutama di akhir pekan ataupun ketika liburan. Secara psikologis, memang cuci mata ini dapat menyenangkan pikiran, menghibur hati yang galau, dan menyegarkan pandangan. Begitu banyak yang dapat dilihat dan dinikmati secara gratis, dari sarana dan fasilitas yang tersedia, hingga keramaian orang-orang yang lalu-lalang, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja hingga dewasa, semuanya membaur menjadi satu tanpa mempedulikan penampilan satu dengan lainnya antara lawan jenis, apakah sesuai dengan etika agama ataukah tidak. Tradisi cuci mata’ inilah yang kemudian secara normatif, justru membuat pandangan mata menjadi tidak terkontrol, liar, bahkan memunculkan pikiran-pikiran negatif terhadap orang lain, yang seringkali juga menjadi pemicu munculnya tindakan-tindakan kriminal, asusila, dan yang melanggar norma-norma agama. Karena itulah, dalam Islam, menjaga pandangan’, terutama terhadap lawan jenis, menjadi aturan agama yang sangat penting untuk diperhatikan dan diaplikasikan dalam kehidupan keseharian. Perintah Menjaga Pandangan Dalam ajaran Islam, perintah menjaga pandangan yang dimaksud adalah menundukkan pandangan ghadhdhul bashar, yang diiringi dengan perintah memelihara kemaluan hifzhul farj, sebagaimana yang termaktub dalam al-Nur, ayat 30-31, yang artinya Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat 30. Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung 31. Menurut Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya al-Halal wal Haram, menyatakan bahwa dalam dua ayat ini ada beberapa hal. Dua di antaranya berlaku untuk laki-laki dan perempuan, yaitu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, sedangkan yang lain khusus untuk perempuan. Kalau diperhatikan, dua ayat tersebut memerintahkan untuk menundukkan sebagian pandangan dengan menggunakan huruf mim, tetapi dalam hal menjaga kemaluan, Allah SWT. tidak menggunakannya, misalnya wa yahfazhu min furujihim [dan menjaga sebagian kemaluan], seperti halnya menundukkan pandangan’ yang Allah SWT. masih memberi kelonggaran walaupun sedikit, guna mengurangi kesulitan dan melindungi kemaslahatan. Lebih lanjut menurut al-Qardhawi, bahwa yang dimaksud dengan menundukkan pandangan’ bukanlah berarti memejamkan mata dan menundukkan kepala ke tanah, karena merupakan hal yang sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan. Hal ini sama dengan menundukkan suara seperti yang disebut dalam Luqman, ayat 19, yaitu waghdhudh min shawtik [dan tundukkanlah sebagian suaramu]. Di sini tidak berarti kita harus membungkam mulut sehingga tidak dapat lagi berbicara. Dengan demikian, yang dimaksud dengan menundukkan pandangan’ adalah menjaga pandangan, tidak dilepaskan/diarahkan begitu saja tanpa kendali [dengan syahwat], sehingga dapat memicu pelakunya, laki-laki atau perempuan untuk berpikiran dan bertindak asusila. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ibnu Abbas RA. yang menafsirkan bahwa yang dimaksud ghadhdhul bashar dalam kedua ayat tadi adalah menjaga pandangan [hifzhul ayn] dari hal-hal yang diharamkan. Dalam hal ini, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, juga menambahkan bahwa pandangan mata hanya diarahkan kepada hal-hal yang diperbolehkan agama. Maka jikalau seseorang tidak sengaja melihat kepada sesuatu yang haram, hendaklah ia segera berpaling darinya, seperti hadis yang diriwayatkan Muslim dalam kitab Shahih-nya yang bersumber dari Jarir bin Abdillah al-Bajali RA., bahwa ketika beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. tentang melihat kepada perempuan yang bukan muhrim [al-faj’ah], maka beliau menyuruhnya untuk memalingkan pandangan [dari perempuan] itu. Lebih konkrit, al-Qardhawi menegaskan bahwa pandangan yang terjaga, adalah apabila memandang kepada lawan jenis, tidak mengamati secara intens keelokannya dan tidak lama menoleh kepadanya, serta tidak melekatkan pandangannya kepada sesuatu yang dilihatnya itu. Terkait dengan hal ini, disebutkan riwayat Ahmad dalam Musnad-nya yang bersumber dari Abu Hurairah RA. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW. bersabda “Setiap keturunan Adam ada bagian yang dianggap sebagai zina; kedua mata dianggap berzina, dan zinanya adalah melihat [kepada yang haram]; kedua tangan dianggap berzina, dan zinanya adalah menyentuh [kepada yang haram]; kedua kaki dianggap berzina, dan zinanya adalah berjalan [ke tempat yang haram]; mulut dianggap berzina dianggap berzina, dan zinanya adalah mencium [kepada yang haram], sementara hati berkeinginan dan berkhayal [melakukan zina itu] dan kemaluan pun membenarkannya atau mengingkarinya”. Dari hadis ini dapat terlihat jelas bahwa beberapa bagian dari manusia, seperti mata, tangan, kaki, dan mulut, dapat dianggap berzina -dalam arti konotatif- apabila dilakukan dengan syahwat, yang ditandai dengan keinginan dan khayalan dalam hati untuk berzina, sedangkan kemaluannya pun bereaksi’ untuk membenarkan keinginan berzina itu atau mengingkarinya. Hal ini mengindikasikan bahwa pandangan yang bersyahwat bukan saja membahayakan kemurnian budi pekerti, bahkan akan merusak kestabilan berpikir dan ketentraman hati. Karena itulah agama Islam menegaskan bahwa yang pertama kali dijaga adalah pandangan, sebelum menjaga kemaluannya karena semua yang terjadi itu bermula dari pandangan mata, laksana api besar bermula dari lilitan kecil. Pada awalnya dimulai dari pandangan, kemudian terlintas dalam pikiran, lalu menjadi langkah, dan selanjutnya terjadi dosa ataupun kesalahan. Maka dari itu, dikatakan bahwa barang siapa yang mampu menjaga pandangan, pikiran, ucapan, dan tindakan, berarti dia telah menjaga agamanya. Dari uraian ini, dapat diketahui bahwa menjaga pandangan’ merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan dan ditekankan dalam Islam, karena pandangan inilah yang menjadi pemicu utama munculnya tindakan-tindakan asusila dan kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu, cuci mata’ nampaknya menjadi hal yang sebaiknya perlu dihindari oleh kita sebagai muslim, karena dapat mengarah kepada hal-hal yang negatif. *Profil Penulis Nama lengkap beliau adalah Dr. Dzikri Nirwana, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 27 Desember 1978. Profesi beliau adalah sebagai dosen tetap pada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAT Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri UIN Antasari Banjarmasin dengan NIDN 2027127801. Pendidikan tinggi yang ditempuh oleh Dr. Dzikri Nirwana, dimulai dengan meraih gelar kesarjanaaan S1 pada Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri IAIN Antasari Banjarmasin tahun 2002, kemudian melanjutkan jenjang magister S2 pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri IAIN Antasari Banjarmasin pada Prodi Filsafat Islam dan selesai tahun 2006. Setahun berikutnya, beliau melanjutkan lagi pada jenjang doktoral S3 dan mendapatkan beasiswa studi dari Kementrian Agama pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan mengambil Prodi Tafsir Hadis dan akhirnya merampungkan studinya tahun 2011. Selama bertugas di kampus IAIN sekarang UIN Antasari Banjarmasin, Dr. Dzikri Nirwana, mengampu sejumlah mata kuliah yang relevan dengan keahliannya, yaitu hadis dan ilmu hadis, dari jenjang sarjana S1 hingga magister S2 dan doktor S3. Untuk kajian hadis, mata kuliah yang diampu beliau seperti hadis-hadis akidah, hadis-hadis tafsir, dan hadis-hadis tematis. Untuk kajian ilmu hadis, mata kuliah yang diajarkan seperti Pengantar Studi Hadis, Qawa’id al-Tahdits, Metodologi Penelitian Hadis, dan lainnya. Selain mengajar, Dr. Dzikri Nirwana, juga aktif melakukan beberapa penelitian yang umumnya bersifat kolektif. Kemudian dia juga telah mempublikasikan banyak karya ilmiah, baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal, baik yang sifatnya individual maupun kolektif. Membacakata-kata mutiara kehidupan dapat membangkitkan semangat dan inspirasi. Para penulis dalam karya mereka menulis kumpulan kata mutiara berikut ini. 5 Agustus 2022. Berita. Pengalaman-pengalaman pribadi memberi warna pada pandangan dan sikap hidup seorang untuk seterusnya."Bismillah Kita semua mengetahui bahwa semakin hari kerusakan moral dan kemaksiatan semakin parah. Diantara yang menonjol adalah perzinaan. Diantara sebab terbesar terjadinya zina adalah ditinggalkannya salah satu ajaran Islam yang mulia yaitu menundukkan pandangan. Beberapa dalil perintah menundukkan pandangan Firman Allah artinya “Katakanlah wahai nabikepada orang –orang beriman laki – laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan agar mereka menjaga kemaluan mereka karena yang demikian lebih menyucikan qalbu dan agama mereka. Sesungguhnya Allah tahu apa yang mereka lakukan” An Nur 30. Dalam ayat berikutnya Allah juga memerintahkan kepada kaum wanita yang beriman untuk menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka. Ibnu Katsir,seorang ahli tafsir besar yang bermadzhab Syafi’i,menjelaskan bahwa pandangan mata merupakan sebab besar bagi rusaknya qalbu sebagaimana mutiara kata dari kaum salaf Pandangan mata adalah panah beracun yang menghujam ke dalam qalbu’. Beliau juga mengatakan bahwa perintah di atas sebagai bentuk kecemburuan Allah [jangan sampai hamba-Nya bermaksiat] dan sekaligus sebagai pembeda antara kaum mukminin dan sifat – sifat wanita jahiliyah. Al Qurthubi,seorang ahli tafsir besar yang bermadzhab Maliki,menjelaskan bahwa pandangan mata adalah pintu terbesar menuju qalbu…oleh karena itu banyak yang jatuh disebabkan pandangan mata sehingga wajib untuk berhati – hati dari pengaruhnya. Menundukkan pandangan mata wajib hukumnya dari segala hal yang kita dilarang melihatnya dan dari segala hal yang dikhawatirkan timbul fitnah/pengaruh jelek. Oleh karena itulah dalam kedua ayat di atas didahulukan perintah untuk menundukkan pandangan sebelum perintah untuk menjaga kemaluan karena memang pandangan mata menuju berpengaruh langsungke qalbu dan selanjutnya ke kemaluan. Pantaslah kalau dalam kedua ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala sebutkan dalam surat An Nur yang di awal surat ini disebutkan ancaman dosa zina karena memang antara zina dan pandangan mata berkaitan erat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengingatkan agar kita berhati – hati dari duduk – duduk/nongkrong di tepi jalan. Kemudian beliau juga mengingatkan tentang hak – hak jalan dimana diantara yang beliau sebutkan adalah perintah untuk menundukkan pandangan Musim. Bahkan beliau ketika menyebutkan berbagai macam zina yang dilakukan anggota tubuh, beliau menamai pandangan mata kepada yang haram dengan istilah zinanya mata dan ini beliau sebutkan sebelum zina yang dilakukan anggota tubuh lainnya Muslim. Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa nabi shallallahu alaihi wasallam mendahulukan zina yang dilakukan mata karena memang dialah asal bagi zinanya tangan, kaki, qalbu dan kemaluan. Raudhatul Muhibbin Pernah pula ketika haji Wada’ beliau melihat sepupunya,Al Fadhl ibnu Abbas,melihat kepada seorang wanita maka langsung beliau palingkan wajah Al Fadhl ke arah lain. Kita juga tahu hadits shahih yang terkenal yang artinya Sebaik – baik shaf bagi kaum lelaki adalah yang terdepan dan yang terjelek adalah yang paling belakang; sedangkan sebaik – baik shaf bagi kaum wanita adalah yang paling belakang dan yang terjelek adalah yang terdepan. Perlu diketahui bahwa hadits ini berlaku ketika tidak ada pembatas antara shaf lelaki dan wanita sehingga mungkin untuk saling melihat. Hadits ini mengingatkan kaum muslimin bahwa meski mereka dalam ibadah yang sangat agung dalam Islam yaitu shalat dimana Allah telah berjanji bahwa shalat yang dilakukan dengan benar akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar; namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tetap mengingatkan bahayanya pandangan mata kepada lawan jenis. Bagaimana dengan memandang kepada lawan jenis di luar shalat dimana seseorang lebih jauh dari rahmat Allah dibanding ketika shalat ? Faidah Penting Menundukkan pandangan ada dua macam menundukkan pandangan dari aurat dan menundukkan pandangan dari syahwat. Yang pertama seperti menundukkan pandangan dari melihat aurat orang lain yang diharamkan… Yang kedua seperti melihat kepada perhiasan batin wanita yang bukan mahramnya…Jenis kedua ini lebih berbahaya…termasuk di dalamnya adalah melihat dengan syahwat kepada anak laki – laki kecil yang belum tumbuh janggut dan kumisnya dan yang ini telah disepakati keharamannya oleh para ulama. lihat lebih lengkap Majmu’ Fatawa libni Taimiyah 15/414-415 Balasan bagi yang menundukkan pandangan Di sisi lain, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memberikan anjuran luar biasa agar kita menundukkan pandangan dari hal – hal yang diharamkan bagi kita untuk melihatnya seperti dalam sabda beliau artinya “Tiga pasang mata yang tidak akan melihat neraka pada hari kiamat ……dan mata yang ditudukkan dari apa –apa yang Allah haramkan.” dan lainnya, Syaikh Al Albani menghasankannya Beliau juga mengatakan artinya Jagalah bagiku enam perkara niscaya Aku jamin bagi kalian surga …….dan tundukkan pandangan kalian…” Hakim dan lainnya, Syaikh Al Albani menshahihkannya Sedikit Keringanan Pandangan mata kepada hal yang haram tanpa niat. Shahabat Jarir ibn Abdillah pernah bertanya kepada nabi tentang pandangan yang seperti ini maka nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkannya untuk segera memalingkan pandangan Ibnul Qayyim mengatakan bahwa pandangan seperti ini tidak jika setelah pandangan pertama yang tidak disengaja ini diteruskan dengan sengaja maka dia menjadi berdosa. Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa pandangan mata merupakan wasilah atau jalan mengantarkan kepada dosa yang lebih besar yaitu zina. Oleh karena itu, diperbolehkan melihat kepada sesuatu yang asalnya tidak boleh dilihat ketika ada kebutuhan yang sangat atau maslahat yang besar. Tentu yang demikian dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan tidak bermudah-mudahan dalam melakukannya dengan diiringi perasaan senantiasa khawatir dirinya akan terkena pengaruh dan diiringi dengan muraqabah atau senantiasa merasa diawasi oleh Allah ta’ala. Beberapa faidah dari menundukkan pandangan diambil dari kitab Raudhatul Muhibbin - Jika seseorang menundukkan pandangan matanya maka Allah akan tundukkan qalbunya dari syahwat yang jahat; begitu pula sebaliknya. - Pandangan haram pada hakikatnya akan menyakiti pelakunya. Ketika telah memandang ke yang haram, qalbunya tergerak untuk mencari dan memiliki padahal itu bukan miliknya. Yang demikian tentu akan meninggalkan rasa sakit dan penyesalan. Kalau nekat menempuh yang haram, akibatnya lebih parah. - Menundukkan pandangan akan membuahkan cahaya dalam qalbu dan terlihat cahaya itu di mata, wajah , dan anggota tubuhnya. Mungkin inilah rahasia mengapa Allah ta’ala sebutkan ayat bahwa Dia adalah cahaya langit dan bumi An Nur 35 setelah menyebutkan perintah untuk menundukkan pandangan pada beberapa ayat sebelumnya. - Membuahkan firasat yang tajam karena qalbu yang bersinar akan menajamkan firasat. Ini merupakan bagian dari kaidah bahwa balasan sesuatu sesuai dengan amalnya. Seorang yang menundukkan pandangan matanya Allah akan ganti dengan beri cahaya pada mata hatinya. Ada sebagian ulama yang terkenal memiliki firasat yang tajam dan ketika ditanya tentang hal ini beliau menyebutkan salah satu resepnya adalah menundukkan pandangan. - Memudahkan bagi seseorang untuk menuntut ilmu dan menempuh jalan mencari ilmu dan yang demikian adalah buah dari qalbu yang bersinar. Tentu berlaku pula hukum sebaliknya. - Membuahkan kekuatan dan keberanian qalbu dan istiqomah di atas kebenaran. - Menghasilkan kebahagiaan qalbu dimana kebahagiaan ini lebih besar dibanding kesenangan semu yang didapat ketika melihat yang haram. - Melepaskan dirinya dari belenggu syahwat syaithoniyyah. - Menjauhkan dirinya dari Jahannam dan mendekatkan ke surga. - Menguatkan akal karena membebaskan matanya memandang yang haram pada hakikatnya adalah tanda bahwa akalnya kurang karena lebih mementingkan kenikmatan semu namun dibaliknya adalah adzab yang pedih. - Menjauhkan dari mengingat Allah dan negeri akhirat karena sibuk mengingat syahwat syaithoniyyah Fenomena yang Perlu Diwaspadai Seorang da’i,ustadz, guru agama atau kyai yang menyampaikan ajaran Islam, menyampaikan ayat Allah, hadits nabawi, maupun perkataan ulama dalam kondisi mereka membiarkan pandangan mata mereka tertuju kepada hadirin wanita tanpa adanya hijab atau pembatas yang disyariatkan. Mungkin ada yang beralasan bahwa yang seperti ini termasuk kondisi darurat yang membolehkan terjadinya hal seperti ini. Namun, kalau dicermati dimana letak daruratnya? Bukankah memungkinkan untuk disampaikan ilmu dari balik hijab dengan pengeras suara bahkan kalau perlu disediakan mikrofon bagi yang mau bertanya dari kalangan wanita. Siapa yang menjamin bahwa qalbu sang pengajar tidak terpengaruh dengan apa yang dilihatnya dari jama’ah wanita ? Bahkan sangat dikhawatirkan berkurang dan hilangnya berkah dari pengajian yang diadakan. Kita khawatir ketika semakin banyak da’i bermunculan di masyarakat, majelis ta’lim semakin marak dan masjid yang semakin banyak namun ternyata kerusakan moral semakin menjadi – jadi. Apa yang salah ? Salah satu jawabannya adalah tidak adanya berkah dari berbagai fenomena di atas. Itu hanya kenyataan yang nampaknya indah namun pada hakikatnya jauh dari apa yang telah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam peringatkan sebagaimana telah kami sampaikan di atas. Cermin Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwa beliau berkata “Menjaga pandangan lebih berat dibanding menjaga lisan.” Seorang tabi’in yang mulia,Sa’id ibn Musayyab,mengatakan secara makna” Seandainya kalian memberiku amanah untuk menjaga emas sepenuh istana niscaya kalian dapati aku sebagai orang yang terpercaya tapi jika kalian memberiku amanah untuk menjaga seorang budak wanita hitam maka aku sangat mengkhawatirkan diriku terpengaruh dengannya.” Ucapan ini bukan menunjukkan kelemahan imannya namun justru menunjukkan besarnya iman karena semakin besar iman seseorang maka dia akan semakin berhati – hati dan khawatir kalau terjatuh dalam perkara yang disepelekan namun ternyata membinasakan. Wallahu a’lam. Sumber
Menundukkanpandangan di tengah bertebarnya kerusakan di sekitar kita memang bukan soal mudah. Keimananlah yang kemudian menjadi filter terhadap apa yang dilihat oleh mata. Aktual, Asy Syariah Edisi 034, Mutiara Kata Ilmu dan Akhlak Orang yang Berilmu. 21/02/2022. Aktual, Asy Syariah Edisi 114, Mutiara Kata Jangan Dekati Zina! 04/01/2022.