LAWYERDAN ORANG BATAK KAPAN ULOS BATAK MENJADI KEBANGGAAN. 8. Emeni si tamba tua Pantun batak lucu, umpasa batak na geok, Tags: Kekitaan Pantun batak lucu tulisIN umpasa batak na geok. Continue Reading. " Happier artinya " misalnya cuma dicari 12rb/bulan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Editor Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, adalah bentuk budaya berupa pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun. Penyampaian tradisi ini dapat dilakukan dengan tradisi lisan dan non lisan. Masyarakat Batak Toba memiliki tradisi yang kaya budaya dan bahasa daerahnya. Tradisi budaya Batak Toba yang masih dapat ditemui sampai sekarang ini dan menjadi bukti warisan lisan, yaitu Apul Simbolon, dkk, 1986, umpasa adalah puisi Batak Toba yang terdiri dari dua, tiga, empat larik atau lebih dapat diperbandingkan dengan karmina, pantun biasa, dan jenis talibun dalam sastra Indonesia lama. Umpasa adalah suatu bentuk ekspresi, pikiran, ide dan perasaan orang Batak Toba yang muncul dalam berbagai peristiwa kehidupan masyarakat baik peristiwa suka atau duka dan peristiwa besar atau kecil. Umpasa adat Batak Toba biasanya ditujukan kepada muda-mudi, anak-anak, pasangan pengantin, menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta umpasa ini juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. “umpasa” dalam pernikahan Batak Toba mempunyai makna simbolik. Makna umpasa membandingkan karakteristik dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang terdapat di sekeliling masyarakat batak toba. Dalam berumpasa nenek moyang masyarakat Batak Toba menggunakan sifat dan ciri alam sekitar sebagai ungkapan sifat dan perilaku dalam berbahasa. Sehingga umpasa menjadi tradisi lisan, terkhusus upacara adat pernikahan. Penggunaan umpasa dilakukan sebagai media lisan berupa komunikasi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh setiap kelompok yang memiliki peran dalam upacara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menciptakan sebuah umpasa, haruslah mengenal dan mengetahui sifat-sifat benda di sekeliling kita. Dari situlah kita membuat atau memilih kata diksi yang indah sehingga tercipta sebuah untaian kalimat yang selaras dan bermakna. Jika kita simak kata bintang, sifatnya adalah riris banyak, batu sifatnya keras, air bersifat dingin serta kebutuhan utama manusia dan embun sifatnya sejuk. Yang perlu kita dipahami adalah benda apa yang ada di sekeliling kita, bagaimana karakteristik, sehingga dari keadaan itulah kita untuk memulai apa yang kita ini beberapa umpasa pada pernikahan adat batak toba dan ma sigompa, Golanggolang pangarhutna; Tung so sadia pe I nuaeng na hupatupa hami I, Sai godang ma bahasa IndonesiaSititi sihompa adalah sejenis tumbuh-tumbuhan, Gelang karet pengikatnya; Berapa pun yang kami hidangkan semoga banyak ini bermakna harapan pihak suhut terhadap makanan yang dihidangkan kiranya menjadi berkat bagi semua yang ma nuaeng langkatna, dia ma unokna; Dia ma hatana, dia bahasa Indonesia 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya
Versisejarah mengatakan si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 Km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba sekarang.Versi lain mengatakan, dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Konsep Menurut Kanus Besar Bahasa Indonesia 2007 4820 konsep ialah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa dapat saling mengerti. Menurut Hornby dalam Sudaryat, 2009 13, secara linguistik makna dipahami sebagai apa-apa yang diartikan atau yang dimaksud oleh kita. Makna berhubungan dengan nama atau bentuk bahasa Ullman dalam Sudaryat, 2009 13. Umpasa Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Umpasa biasanya dituturkan di upacara adat Batak Toba dan dituturkan oleh penatua adat atau orang yang mengerti tentang adat. Umpasa yang dituturkan berisi tentang kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan 6 Universitas Sumatera Utara yang disampaikan kepada tuhan. Umpasa yang dituturkan tersebut diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi marumpasa „berpantun‟ masih berkembang di masyarakat Batak Toba. Hal ini disebabkan keyakinan masyarakat tentang isi dari umpasa tersebut. Selain itu, umpasa masih tetap digunakan di setiap upacara adat masyarakat Batak Toba. Upacara adat lebih bermakna apabila umpasa dituturkan karena umpasa tersebut adalah sebagai berkat bagi orang yang menerimanya. Tradisi bertutur umpasa pantun juga terdapat di daerah suku Batak lainnya, seperti Batak Simalumgun, Batak Karo, Batak Pak-Pak, dan Batak Mandailing. Di masyarakat Batak Simalungun, umpasa tetap disebut umpasa, sedangkan di masyarakat Batak Karo, umpasa pantun disebut ndung-dungen. Kalau di daerah Batak Pakpak, umpasa pantun tetap disebut umpasa atau uppasa, sedangkan di daerah Batak Mandailing, umpasa disebut juga pantun. Perbedaan umpasa yang terdapat di masyarakat Batak Toba, Simalungun,Karo, dan Mandailinng terletak pada bahasa yang digunakan. Simbol Pada dasarnya, kemampuan manusia menciptakan simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi. Simbol sebenarnya merupakan salah satu bentuk model dari teori bahasa bagi kajian penelitian sosial budaya Kleden-Probonegoro, dalam Sobur, 2004 45. Simbol pada umumnya mempunyai makna yang bersifat ganda. Simbol dalam arti ganda ini diperoleh dengan menganalogikan arti pertama dengan arti kedua. Pendekatan simbolik dalam arti di atas memang banyak digunakan dalam 7 Universitas Sumatera Utara penelitian antropologi. Model simbolik juga salah satu bentuk kajian yang diperoleh dari teori bahasa. Hubungan antara simbol dengan sesuatu yang ditandakan dengan adanya sifat yang konvensional. Berdasarkan konvensi itu juga masyarakat pemakaiannya menafsirkan ciri dan hubungan antar simbol dengan objek yang diacu dan maknanya. Ulos Ulos adalah tenun khas suku Batak. Tak hanya sebatas hasil kerajinan seni budaya, ulos juga memiliki makna. Sebagian besar masyarakat Batak menganggap ulos merupakan simbol ikatan kasih sayang, simbol kedudukan, dan simbol komunikasi. Ulos juga memiliki fungsi simbolik untuk berbagai hal dalam segala aspek kehidupan masyarakat Batak Toba. Mangulosi adalah salah satu hal yang penting dalam adat Batak Toba. Mangulosi artinya memberi ulos. Mangulosi bukan sekedar pemberian hadiah biasa, namun mangulosi dapat melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Dalam pemberian ulos juga memiliki aturan, orang yang mangulosi haruslah orang yang sudah dituakan, yang berarti orang tersebut memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding si penerima ulos tersebut. Upacara Adat Perkawinan Perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk 8 Universitas Sumatera Utara keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nalom 1982 50 mendefinisikan pesta perkawinan dari sepasang pengantin merupakan jembatan yang mempertemukan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin pria merasa dirinya berkerabat dengan Dalihan Na Tolu dari orang tua pengantin wanita, begitu pula sebaliknya. Upacara perkawinan adalah upacara adat yang penting bagi masyarakat Batak Toba, karena hanya orang yang sudah kawin yang berhak mengadakan upacara adat apapun yang ada dalam suku Batak Toba. Proses perkawinan dalam adat Batak Toba menganut hukum eksogami perkawinan diluar kelompok tertentu. Ini terlihat dari kenyataannya bahwa tidak ada laki-laki yang mengambil perempuan yang memiliki marga yang sama dengannya untuk dijadikan istri. Masyarakat Batak Toba Batak Toba tinggal di beberapa wilayah Sumatera Utara, seperti Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan. Suku Batak Toba adalah salah satu dari banyak suku di Indonesia. Bentuk kekerabatan dalam suku Batak Toba ada dua, yakni kekerabatan berdasarkan garis keturunan genealogi dan kekerabatan berdasarkan sosiologis. Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan dapat dilihat dari marga yang dimulai oleh si Raja Batak, semua orang Batak pasti memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis ialah terjadi karena perjanjian padanantara marga tertentu atau pernikahan, misalnya marga Nainggolan dan Siregar adalah marpadan berarti antara keturunan dari Nainggolan dan keturunan 9 Universitas Sumatera Utara Siregar tidak boleh menikahi satu sama lain. Lebih jelasnya, padan adalah ikrar janji yang telah diikat oleh leluhur orang Batak terdahulu nenek moyang yang mengharamkan pernikahan diantara kedua belah pihak dengan maksud menjaga hubungan baik diantara keduanya. Masyarakat Batak Toba sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lainnya, dimana masyarakat tersebut saling menghormati yang diikat oleh Dalihan Na Tolu yang merupakan tiga tiang tunggu. Yang termasuk Dalihan Na Tolu antara lain hula-hula, dongan tubu, dan boru. Oleh sebab itu, di manapun dua orang Batak bertemu meski belum saling kenal, namun bila mereka memiliki marga yang sama pastilah mereka seolah-olah saudara dekat. Landasan Teori Antropolinguistik Sibarani 200450 mengatakan bahwa antropolinguistik secara garis besar membicarakan dua tugas utama yakni 1 mempelajari kebudayaan dari sudut bahasa dan 2 mempelajari bahasa dalam konteks kebudayaan. Antropolinguistik juga mempelajari unsur-unsur budaya yang terkandung dalam pola-pola bahasa yang dimiliki oleh penuturnya, serta mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan budaya penuturnya secara menyeluruh. Bahasa dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat, saling mempengaruhi, saling mengisi, dan berjalan berdampingan. Yang paling mendasari hubungan bahasa dengan kebudayaan adalah bahasa harus dipelajari dalam konteks kebudayaan, dan kebudayaan dapat dipelajari melalui bahasa Sibarani, 200451. Dengan kata lain, antropolinguistik 10 Universitas Sumatera Utara mempelajari kebudayaan dari sumber-sumber bahasa, dan juga sebaliknya mempelajari bahasa yang dikaitkan dengan budaya. Harafiah 200561 juga mengatakan bahwa antropolinguistik menganggap bahwa faktor budaya tidak bisa ditinggalkan dalam penelitian bahasa. Bahasa merupakan fakta yang harus dipertimbangkan dalam kajian budaya dalam kehidupan manusia. Inti masalah dalam kajian antropolinguistik adalah sistem kepercayaan, nilai, moral, tingkah laku, dan pandangan atau unsur-unsur yang mencorakkan budaya suatu kumpulan masyarakat. Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti Bolinger dalam Aminuddin, 1981108. Dengan mempelajari suatu makna pada hakikatnya mempelajari bagaimana setiappemakai bahas dalam suatu masyarakat dapat saling mengerti. Tanpa adanya makna tuturan ini tidak akan berfungsi apa-apa dalam sebuah percakapan atau komunikasi. Harimurti dalam Pateda, 2001 232 mengatakan bahwa orang dituntut untuk memahami makna setiap kata yang membentuk peribahasa, pantun dan ungkapan, orang dituntut untuk menerka makna kiasan yang terdapat didalamnya. Makna bukan kumpulan setiap kata, tetapi makna simpulan peribahasa, pantun, dan ungkapan tersebut. Selanjutnya, orang dituntut untuk tanggap mengasosiasikannya dengan makna tersirat, dan orang pun dituntut untuk dapat membandingkan dengan kenyataan sebenarnya. 11 Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering tidak berkata terus terang dalam menyampaikan maksudnya, bahkan menggunakan isyarat itu, orang sering menggunakan ungkapan. Pateda 2001230 menggolongkan makna ungkapan itu menjadi empat yaitu 1 mengharapkan sesuatu, 2 mengejek, 3 membandigkan, dan 4 menasehati. Keempat makna peribahsa dan ungkapan di atas tidak diucapkan secara terus terang, melainkan dengan menggunakan makna tersirat di dalamnya. Nilai-Nilai Budaya Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang ditanam atau disepakati oleh masyarakat yang mengakar pada kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau yang sedang terjadi. Nilainilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, motto, dan visi misi. Nilai budaya merupakan lapisan abstrak dan luas ruang lingkupnya, tingkat ini adalah ide-ide yang mengkonsepkan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Kluckhohn dalam Pelly 1994 mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi dan mempegaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam, hubungan orang dengan orang lain, dengan hal-hal yang di inginkan atau tidak diinginkan yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. Pendapat lain yang menyangkut manusia itu sendiri sebagai subjek dikemukakan oleh perry dalam Djayasudarma, 199712 yang menyatakan bahwa 12 Universitas Sumatera Utara nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek. Pandangan ini menegaskan bahwa manusia itu sendirilah menentukan nilai dan manusia sebagai pelaku penilai dari kebudayaan yang berlaku pada zamannya. Nilai budaya dalam penilitian ini dipahami sebagai nilai yang mengacu kepada berbagai hal dengan pemahaman seluruh tingkah laku manusia sebagai hasil budaya, antara lain nilai dapat mengacu pada minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban,beragama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keenggangan, daya tarik, dan hal lain yang berhubungan dengan perasaan Papper dalam Djayasudarma, 1999710 Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup Koentjaraningrat,200425. Nilai nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaa, kepercayaan believe, simbo;-simbol, dan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapatas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Robert Sibarani mengklasifikasikan nilai-nilai budaya antara lain 1 kesejahteraan; 2 kerja keras;3 disiplin; 4 pendidikan 5 kesehatan; 6 gotong-royong;7 pengelolaan gender; 8 pelestarian dan kreativitas budaya; 9 peduli lingkungan;10 kedamaian; 11 kesopansantunan; 12 kejujuran; 13 kesetiakawanan sosial; 14 kerukunan dan penyelesaian konflik; 15 komitmen; 16 pikiran positif 17 rasa syukur. 13 Universitas Sumatera Utara Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, Adapun sumber tersebut adalah Nurcahaya 2007 dalam skripsi yang berjudul “Tuturan pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba” mengkaji jenis tuturan yang terdapat pada upacara adat pernikahan masyarakat Batak Toba dan tuturan yang paling dominan digunakan dalam upacara tersebut. Nurcahaya menggunakan metode simak simak dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap dan dilanjutkan dengan teknik rekam dalam mengumpulkan data penelitiannya. Selanjutnya, data yanng diperoleh dari penutur jati bahasa Batak Toba dan dari beberapa buku Batak Toba yang dianalisi dengan meode padan dengan penentu mitra wicara. Teori yang digunkan adalah teori tindak tutur Searle. Sibarani 2008 dalam tesisnya “Tindak Tuutur dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Batak Toba” mengkaji tindak tutur yang digunakan hulahula „pemberi istri‟. Dongan sabutuha „kerabat semarga‟, dan boru „penerima istri‟, tindak tutur apa yang dominan, bagaimana cara tindak tutur dilakukan, serta jenis dan fungsi tindak tutur dalam pernikahan masyarakat Batak Toba. Metode deskriptif digunakan Sibarani untuk mendeskripsikan data penelitian secara sistematis dan akurat, yaknni menggambarkan dengan jelas objek yang diteliti secara alamiah. Teori yang digunakan Sibrani untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur Kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 14 Universitas Sumatera Utara Debora 2014 dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi Pemberian Ulos pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir membahas mengenai makna simbolik pemberian ulos tersebut dan membahas tentang tahapan pemberian ulos. Metode penelitian yang dilakukan ialah metode kualitatif dan deskriptif dan dengan teknik pengumpulan data studi pustaka dan observasi. Basaria 2009 dalam Makalah Seminar Nasional Budaya Etnik III edisi 11 yang berjudul “Ungkapan Metafora pada Etnis Batak Toba” membahas nlai nilai budaya yang tercermin dari ungkapan indirecness metafora dalam bahas Batak Toba. Sebagian dari nilai budaya yang dimaksud adalah motivasi berusaha, rasa solidaritas, gambaran sikap perilaku, etika, dan moral yang hidup pada masyarakat Batak Toba. Selanjutnya Basaria 2012 dalam Hipotesis Sapir – Whorf Pada Umpasa Batak Toba, budaya dan perilaku orang Batak dapat dilihat pada ungkapan dan bahasanya. Bahasa dalm ungkapan biasnya dipergunkan dalam situasi komunikasi yang dipandang sakral dan sangat resmi dalam pertemuan-pertemuan orang Batak yang diturun-temurunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi ungkapan tersbut mengekspresikan perilaku dan nilainilai yang telah lama ada pada orang Batak dan smpai saat ini masih terus hidup. Orang Batak sangat menghargai nilai-nilai budaya/adat yang terdapat dalam berbagai ungkapan yang diturunkan oleh orang tuanya yang dipandanbgnya sebagai orannng yang pantun dlam masyarakatnya. Jadi kajian ini membuktikan kebenaran HSW dalam bahasa Batak Toba. Tampubolon 2010 dalam tesisnya “Umpasa Masyrakat Batak Toba DALAM Rapat adat “suatu kajian pragmatik” membahas tiga masalah penelitian, 15 Universitas Sumatera Utara yakni komponen tindak tutur, jenis tindak tutur, dan fungsi tindak tutur. Tampubolon menggunakanmetode deskrptif dengan membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang teliti. Dalam menyelesaikan ketiga masalah tersebut Tambubolon menggunakan teori tindak tutur kempson 1984, Wijana 1996, dan Searle. 16 Universitas Sumatera Utara
DocPantun Lucu Dan Gokil Bahasa Batak Dippan Tampubolon Alkitab Bahasa Batak Toba Wikipedia Bahasa Indonesia Kata Kata Bijak Lucu Bahasa Batak Dan Artinya Qwerty Kumpulan Umpasa Umpama Batak Lengkap Dengan Artinya Sigotom
Tujuh Pantun Batak Toba Ada tujuh kelompok Pantun Batak Toba, yaitu ni Pangandung ni Ampangardang Berikut ini penjelasannya secara singkat. 1. UMPASA Umpasa adalah pantun yang sarat dengan keinginan untuk mencapai sesuatu atau Doa Restu. Tidak asal enak di telinga atau menggelitik rasa humor semata. Setiap baris bahkan setiap kata mengandung makna mendalam dan saling terkait satu sama lain. Contohnya Bintang ma narumiris, Tu ombun na sumorop Anak pe antong riris, Jala boru pe antong torop Martantan ma baringin, Mardangka hariara Horasma tondi madingin, Matankang ma juara Pirma toras ni pongki, Bahul-bahul pansalongan Pirma tondi muna, Tutambana pangomoan Andor halumpang, Togu-togu ni lombu Nang-nang ma hamu saur matua, Pairing-iring anak dohot boru, Sahat tu namarpahompu Binanga siporing, binongkak ni tarabunga Muli tu sanggar ma amporik, Muli tu ruang ma satua Sinur manapinahan, tugabena ma naniula Dao alogo laut, siboan haba-haba Mangullus alogo tambun, Asa tangkas na dibanua “Satua” artinya tikus, adalah merupakan kata halus dari “bagudung “ yang tidak sopan kalo dipakai dalam pembicaraan sakral. “Muli” di sini bukanlah berarti “kembali” tetapi kata halus dari “mate” atau “mati”. Kata-kata yang tidak pantas hodar tidak etis diungkapkan di depan pembicaraan sakral, seperti babi tidak cukup halus jika diganti dengan “pinahan lobu” tetapi “siparmiak-miak” atau “lomuk” yang arti sebenarnya “lemak”. Umpasa sangat menghindari kata-kata yang tidak pantas, singke, sipasing, situma dan sidohar adalah nama-nama binatang yang sering dijumpai di sawah dan sering dimakan, namun tidak pantas disebutkan dalam umpasa. Kata yang dipakai dalam umpasa disebut kata “par-Debataan” atau “Bahasa Dewa”, karena umpasa adalah doa restu yang disampaikan oleh manusia tetapi pengabulannya semata-mata tergantung Tuhan. Oleh karena itu perlu dilandasi bahasa dan sikap yang sangat sopan dan sakral. Berikut ini umpasa yang tidak pantas dikumandangkan yang disebut “na so marpaho” Eme sitamba tua ma, Parlimggoman ni siborok Debata do na martua, Horas ma hamu di parorotTingko ma inggir-inggir, Bulung nai rata-rata Hata pasu-pasu i, Pasauthon ma namartua DEBATA “Siborok” tidak pantas disebut karena merupakan sesuatu yang belum jadi atau peralihan atau bentuk sementara dari telur katak menuju anak katak. “Inggir-inggir” adalah semacam buah semak yang asam dan buahnya kecil-kecil yang mengandung makna tidak berharga. Oleh karena itu, kedua kata tersebut tidak relevan dengan permohonan doa restu yang lajimnya memohon sesuatu yang “jadi” dan “berarti”. Umpasa yang memakai kata-kata yang tidak pantas seperti di atas disebut “Umpasa Na So Marpaho”. “Danggur-danggur” batu untuk dilempar , “sibonsiri” pemicu, “habang” terbang, “mumpat” tercabut, “mabaor” hanyut, “marbonsir” sebab adalah contoh kata-kata yang tidak etis dalam umpasa. Misalnya Antus nabegu soro ulu balang. Lali masiturbingan, Manuk masisoroan Mata masi urbitan, Roha masibotoan Ini kasus anarkis yang pernah terjadi karena memakai kata “danggur-danggur” dalam umpasa. Alkisah pada satu acara “pangarapotan”, setelah selesai makan, “dongan tubu” tuan rumah mengucapkan begini ke tuan rumah Raja panungkun Jubir Penanya Manghatai ma hita anggi doli’ Let’s talk young brothers Raja pangalusi Jubir Penjawab Manghatai ma hita tutu haha doli’ Go ahead old brothers Raja panungkun Danggur ma danggur barat tu bona ni sanduduk. Nunga bosur namangan sagat marlompan juhut, hata ni panggabean hata ni parhorasan, tangkas ma di paboa suhut’. Secara spontan salah seorang dari pihak tuan rumah berdiri dan menghardik Jubir Penanya “Kami menyambut kalian dengan hormat, menghidangkan makanan dengan baik, menghidangkan minuman yang pantas, masak kalian maun membawa “danggur-danggur” batu untuk melempar kepada kami?”. Hal ini membuat acara menjadi panas menuju anarkis, dan terpaksa salah seorang dari pihak Jubir Penanya harus mendinginkan suasana dengan permohonan maaf yang sempurna melalui umpasa untuk mengganti Jubir Penanya tadi Gala-gala sitelluk telluk mardagul-dagul. Nunga talsu hata i, nanget ma i niapul-apul. Di jolomuna ma i nuaeng pinature, huganti hami pe parhata tiar, jala partarias namalo, tu duru ma anggi doli hata mabuk, tu tonga-tonga ma hata uhum’ Jaman dulu sangat tegas sikap orang Batak terhadap tata cara melaksanakan adat. Jika ada yang menjalankannya dengan sembarangan – termasuk dalam mengungkapkan umpasa – biasanya ada “Raja Paminsang” Tokoh Penegur untuk meluruskannya. Jaman sekarang orang sudah segan untuk menegur orang lain, sehingga berlarut-larut “Umpasa Na So Marpaho” pun menjadi sesuatu yang biasa. 2. UMPAMA Umpama adalah perumpamaan atau peribaratan. Semua kata bisa dipakai, kecuali kata-kata kotor dan porno. Misalnya Manuk ni pea langge, Hotek-hotek lao marpira Molo sirang namaraleale, Songon namatean ina Tampunak sibaganding, Di dolok pangiringan Horas do hita sudena, Asal masipairing-iringan Habang binsakbinsak, Tu pandegean ni horbo Unang hamu manginsak, Ai idope na huboto Marsambilusambilu marsambolasambola Lambok hata ni begu risi hata ni jolma Mardila ni palait dila ni pamolamola Didok naso tutu diajuk naso binotona Patar marhata tingkos holip maroharoha Sipalua anak ni babi pamasuk aili tu huta. Biasanya umpama diungkapkan pada acara-acara formal seperti rapat, “marria”, atau sewaktu laki-laki melamar perempuan. Tujuannya adalah supaya lebih enak didengar dan lebih mudah dipahami maksud yang akan disampaikan. Umpama bukanlah “Doa Restu” seperti umpasa. 3. PASA-PASA Pasa-pasa adalah pantun yang bertujuan untuk mengutuk seseorang atau caci maki sumpah serapah. Misalnya Pat ni lote tu pat ni satua, Mago ma pangose horas na niuba Batu nametmet tu batu nabolon, Parsoburan ni sitapitapi Suda na metmet suda nabolon, Unang adong siullus api Dos do sanggar dohot tolong, Dos do parmangmang dohot panolon Sai sarion ma i antong di bonana, Jala ranggason ma antong di punsuna Sai unang ma antong idaonna rupa ni arta Molo dilatehon arta ni so umboto sala Bila adat dan hukum setempat tidak dapat menyelesaikan masalah, maka Raja Adat menghukumnya dengan pasa-pasa atau kata-kata kutukan. Jika pasa-pasa tidak juga mempan, maka yang lebih tinggi dari pasa-pasa adalah “Gana Sirais” dan “Gana Sigadap”. Di Jawa dikenal dengan “Sumpah Pocong” atau “Sumpah Mati”. 4. ANIAN Anian artinya pantun bersayap. Diungkapkan untuk mengungkapkan isi hati atau tujuannya di balik pantun tersebut. Kadang didasari filsafat, tapi sering juga hanya sekedar pantun enak di kuping saja. Misalnya Ganjang bulung ni bulu, Tingko bulung ni soit Denggan hata tu duru, Di bagasan marpanggoit Di robean pinggol tubu, Dinahornop diparnidai Tanduk ni ursa mardangka-dangka Tanduk ni belu margulu-gulu salohot Nangpe namarpungui sabungan ni roha Pamalo-malohon do angka na so dohot Penjelasan lain tentang “Anian”. Seorang bawahan telah melakukan tanggung jawabnya dengan benar sesuai dengan kompetensinya. Tapi Sang Bos selalu saja menyalahkannya dan menganggap bawahannya tersebut tidak becus. Sang Bos yang berperangai begitu disebut “Nasimaon”, sedang bawahannya yang bernasib malang itu disebut “Na So Maranian”. 5. UDOAN Udoan adalah pantun untuk mengungkapkan penderitaan yang luar biasa. Ibarat prosa “Tak Kunjung Dirundung Malang”. Atau bagaikan kisah Nabi Ayub Panurirang Job. Misalnya Sinuruk simarombur, Di tingki ngali ni ari Taonon nama sudena i, Nunga ro soroni ari Nunga tunduk baoadi, Songon lombu jailon i Songon anak ni manuk, Nasiok-siok i Ndang be tarrarikkon, Bulusan ma nirogohon Ndang na tarandungkon, Bulusan ma hinasiphon Bulan sada bulan dua, Ujung taon bulan hurung Gabe dongan do malua, Gabe iba do tarhurung NI PANGANDUNG Pantun jenis ini biasanya dilantunkan pada saat menangisi jenazah orang mati. Ratapan atau tangisan. Konon orang Batak tidak pintar menyanyi tetapi sangat piawai meratap mangandung’. Misalnya Nunga songon jarojak tarunjal, Songon tandiang hapuloan Binahen ni sitaonon, Na so ada tudosan Nunga tunduk, Songon lombu jailon Songon anak ni manuk, Na so tumanda eatan Jagaran hundul, Songon panghulhulan Jagaran jongjong, Songon pangunggasan Sungkot so na ginjang ahu, Ponjot so nabolon i Aut binahen ni ginjanghu, Boi do paunduhonhi Aut binahen ni bolonhu, Boi do pajorbingonhi Ponjot ma pangarohaingki, Di si ulubalangari Dari pantun ratapan yang dikumandangkan, kita dapat menebak apa yang sedang menjadi pergumulan dalam diri yang meratap atau bagaimana hubungannya dengan yang ditangisi atau keluarga yang ditangisi. Pada jaman dulu ada namanya “Upa Pangandung” atau Upah Peratap. Seseorang yang terpandang kadang mengundang orang ramai dan mempersilahkan peratap bukan penyanyi untuk mengungkapkan riwayat hidup orang kaya tersebut dengan lantunan pantun ratapan. Jika pantun tersebut mengena di hati sang orang kaya, maka sang peratap diberi “Upa Pangandung”. Sewaktu saya masih kecil di Siborongborong, ada nenek tua yang saya panggil Ompung yang pintar meratap. Setiap bicara sama siapa pun selalu dibumbui dengan ratapan yang dilantunkan seperti bernyanyi-nyanyi kecil. Merdu sekali! 7. UMPAMA NI AMPANGARDANG Ampa artinya bijak. Ardang sama dengan sanjak. Ampangardang berarti Pelantun Sanjak Bijak. Biasanya dilantunkan oleh para lelaki untuk merayu perempuan pujaan hatinya. Enak didengar. Konon Ampangardang yang piawai dapat membius kekasihnya dengan pantun sehingga terkulai ke pangkuannya. Selanjutnya…terserah anda! Bulung hariara, Marpitor-pitor ho naarian Boru ni datulang, sian dia ho narian Ndada sian dia, sian pansur paridian Paias-ias bohi mandapothon si pariban Naung sampulu sada, Jumadi sampulu dua Boruni datulang, Beta hita mangalua Lua-lua sadari, Bahen hita muba-uba Riburpe onan pasar, Rumiburan hita nadua Ansingsing ansising, Manang imbalo-imbalo Padenggan parhundulmu, Nunga ro manopot ho Nunga limut-limuton, Pansur so pinaridian Nunga lungun-lungunan, Si boru so pinangkulingan Umpama Ni Ampangardang ini banyak juga ditemui di India. Tentu saja dalam bahasa mereka. Mungkin itu sebabnya orang Batak senang sekali menonton film India. Ada lagu khusus yang menuturkan tentang cewek India, judulnya “Jamila” bukan Wulan Kwok O…da Jamila, da Jamila, Bintang film India Boru ni Kalifah, Parumaen ni Pandita Ai tung godang do halak gila, Dibahen ho O..Jamila, O…Jamila
Hukumadat Batak Toba, khususnya perkawinan sangat memperhatikan prinsip dasar yaitu Dalihan Natolu (artinya tungku nan tiga), yang merupakan suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak, serta perkawinan berpegang teguh pada prinsip ini, karena Dalihan Natolu tidak dapat dipisahkan dari hukum adat Batak Toba, tetapi bagian dari adat isdiadat masyarakat adat Batak.
Suku Toba banyak berada di Provinsi Sumatera Utara memiliki kebudayaan dan sastra sendiri. Mereka mempunyai kebiasaan dan adat yang dijaga turun temurun. Salah satunya adalah Pantun Batak Toba. Orang Toba banyak berada di Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, sebagian Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga dan sekitarnya Berikut adalah kumpulan beberapa Pantun Batak Toba, Umpasa Batak Toba, atau Uppasa Batak Toba, yang dilantunkan dalam Bahasa Toba Bulung ni Taen tu bulung ni Tulan Ba molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali sataon Molo burju marhula-hula, dipadao mara marsundut-sundut Ruma ijuk tu ruma gorga Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok marroha Anian ma pagabe tumundalhon sitodoan Arimu ma gabe molo marsipaolo-oloan Hot pe jabu i, tong doi margulang-gulang Sian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni Tulang Gadu-gadu ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna 16 Andor hadukka ma patogu-togu lombu Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu pahoppu Asing do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua, Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung simatua Sai tong doi lubang nangpe dihukkupi rere Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere Ni durung si Tuma laos dapot Pora-pora. Molo mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan, Napogos hian iba, boi do gabe mamora Amak do rere, dakka do dupang Anak do bere, Amang do Tulang Songgop si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan, Angka pasu-pasu na ni lehon muna, Sai dijangkon tondi ma dohot badan Dakka ni arirang, peak di tonga onan, Badan muna naso jadi sirang, tondi mu marsigomgoman Mardakka Jabi-jabi, marbulung ia si Tulan Angka pasu-pasu na pinasahat muna, Sai sude mai dipasaut Tuhan Giring-giring ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru, Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot boru Naung sampulu sada, jumadi sampulu tolu, Angka pasu-pasu pinasahat muna, Sai anggiatma padenggan ngolu-ngolu. Naung sapulu pitu, jumadi sapulu ualu, Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami, Diampu hami ma di tonga jabu Rimbur ni Pakkat tu rimbur ni Hotang, Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot pansamotan Turtu ninna anduhur, tio ninna lote, Angka pasu-pasu pinasahat muna, Sai unang ma muba, unang mose Dekke ni sale-sale, dengke ni Simamora, Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu mamora Habang pidong sibigo, paihut-ihut bulan, Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut Tuhan. Obuk do jambulan, nidandan ni boru Samara Pasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula, Mambahen marsundut-sundut soada mara Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu labuan, Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani Tuhan Tinapu bulung nisabi, baen lompan ni pangula Sahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami, Sai horas ma nang hamu hula-hula Originally posted 2013-11-08 101831. Republished by Blog Post Promoter
MasyarakatBatak Toba dan bangsa Israel memiliki sastra kebijaksanaan dalam Ganjaran bagi orang benar dan ganjaran bagi kebenaran artinya ganjaran bagi hidup yang benar. Para nabi sering menyoroti ** Jenis pantun dan digunakan pada kesempatan: pantun ini tergolong ke dalam pepatah (Batak: umpama) nasehat kepada orang yang berjanji
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 060122 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d80d659e83e41d4 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Anianartinya pantun bersayap. Diungkapkan untuk mengungkapkan isi hati atau tujuannya di balik pantun tersebut. Kadang didasari filsafat, tapi sering juga hanya sekedar pantun enak di kuping saja. Adapun maksud dan tujuan masyarakat Batak Toba untuk mengadakan upacara kematian itu tentunya berlatar belakang kepercayaan tentang kehidupan .
24 BAB IV PEMBAHASAN Makna Umpasa pantun Tintin Marakkup dalam pernikahan Batak Toba Umpasa pantun batak toba adalah karya sastra dalam bentuk syairpuisi yang berisi pernyataan restu, nasehat dan doa bagi orang yang mendengarnya. Umpasa pantun adat batak toba diperdengarkan dalam upacara adat dan ditujukan kepada muda-mudi, pasangan pengantin, upacara menyambut tamu atau berbagai acara lainnya, serta kadang kala umpasa pantun juga diperdengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara Adat Batak Toba pada acara Tintin Marakkup di pesta perkawinan, biasanya hanya ada 3 bagian umpasa yang di ungkapkan, yaitu umpasa Pembukaan, Umpasa Pemberkatan dan Nasehat, dan Umpasa Penutup atau Harapan. Pateda 2001 230 membagi makna ungkapan menjadi empat bagian yaitu 1. Membandingkan penyamaan 2. Menasehati 3. Mengharapkan sesuatu 4. Mengejek Dalam upacara Adat Tintin Marakkup, hanya ada tiga makna yang terkandung sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, karena dalam umpasa pantun Batak Toba dalam acara Tintin Marakkup tidak ada makna mengejek. Jadi, sesuai dengan pendapat Pateda tersebut, maka dari hasil mengamatan penulis makna umpasa pantun dalam Tintin Marakkup ada tiga yaitu 25 1. Makna Membandingkan penyamaan Umpasa pantun yang menggambarkan makna membandingkan penyamaan dalam acara Tintin Marakkup dapat dilihat dalam contoh data berikut ini Data 1. Hot pe jabu i walaupun rumah itu berdiri kokoh Sai tong do i margulangulang pasti rumah itu akan bergoyang Tung sian dia pe mangalap boru bere i siapapun yang dipesunting si pengantin laki-laki Sai hot doi boru ni tulang dia tetap dianggap putri paman Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Hot mempunyai makna kokoh, teguh, erat, dan tak goyah. Jabu dalam bahasa indonesia adalah rumah atau tempat tinggal,rumah Adat Batak disebut jabu Bolon rumah yang besar dibangun dari kayu dan diberikan berbagai ukiran Batak Toba dan beratapkan ijuk Margulangulang adalah jatuh dengan berguling-guling atau bergoyang-goyang. Tung sian dia pe mangalap boru bere i, Sai hot doi boru ni tulang adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menyamakan kedudukan dan hak sipengantin perempuan seperti putri dari paman sipengantin laki-laki. Dengan demikian, kalaupun pengantin laki-laki mempersunting marga yang lain selain marga pamannya itu, pengantin perempuan tetap dianggap marga yang sama dengan marga pamannya. Data 2 Sai tong doi lubang rumah berlantai papan yang berlubang nangpe dihukkupi rere walaupun dititupi dengan tikar Sai tong doi boru ni Tulang 26 perempuan yang tetap dianggap putri paman manang boru ni ise pei dialap bere perempuan yang dinikahi pengantin laki-laki Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Dihukkupi berasal dari kata hungkup yang berarti tutup, jadi dihukkupi adalah ditutupi Rere adalah tikar yang buruk, yang rusak dan yang telah lusuh. Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya dalam sebuah pesta pernikahan seorang laki- laki yang menikah dengan perempuan lain, tetap di anggap sebagai putri paman pengantin laki-laki. 2. Makna Menasehati Umpasa pantun yang menggambarkan makna menasehati dalam acara Tintin Marakkup dapat dilihat dalam contoh data berikut ini Data 3 Napuran ni parsoburan sirih yang berasal dari parsoburan tu gambir ni sitapongan getah kayu yang bisa dimakan tong-tong ma hamu nadua sauduran tetap satu jalan menuju yang benar jala masi haholongan satu hati membentuk rumah tangga yang bahagia Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Napuran adalah sirih yang merupakan campuran dari kapur dan daun sirih Parsoburan adalah nama tempat atau daerah Gambir adalah getah kayu yang dapat dimakan sebagai campuran sirih Sitapongan berasal dari kata tapongan yang berarti keranjang kecil atau bakul, jadi sitapongan adalah segalah sesuatu yang bisa dimakan yang diletakkan kedalam sebuah bakul atau keranjang kecil. 27 tong-tong ma hamu nadua sauduran, jala masi haholongan adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menunjukkan pasangan pengantin tersebut agar bersama-sama menjalani kehidupan rumah tangga, dan satu hati dalam membina rumah tangga yang bahagia dan penuh cinta. Data 4 Dangka ni arirang ranting dari pohon nira peak ni tonga ni onan yang terletak ditengah-tengah pasar badan muna naso jadi sirang pernikahan yang tidak bisa diceraikan tondimu tong-tong masigomgoman. hati dan jiwa yang saling merangkul Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Dangka yang artinya ranting, cabang, dan dahan dari suatu pohon Arirang adalah pohon nira yang dibuat irisan untuk mendapatkan tuak Peak adalah terletak, terbaring, dan tertidur Onan adalah pasar pusat perbelanjaan. badan muna naso jadi sirang, tondimu tong-tong masigomgoman adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya pengantin harus berjanji untuk tidak bercerai kecuali di pisahkan oleh kematian. Pengantin juga harus saling melengkapi satu sama lain agar terjalin hubungan yang harmonis. Data 5 Jumpang na niluluan menemukan sesuatu yang dicari Dapot na jinalahan mendapatkan apa yang dijalani I ma dongan sahaholongan satu cinta yang abadi Dohot dongan sapanghilalaan satu perasaan dan satu pemikiran Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Jumpang yang artinya jumpa atau menemukan sesuatu 28 Niluluan berarti sesuatu yang dicari Jinalahan adalah kehidupan yang sedang dijalani Sahaholongan berasal dari kata holong, yang artinya cinta atau kasih sayang Sapanghilalaan berasal dari kata hilala, yang artinya rasa atau perasaan. I ma dongan sahaholongan, Dohot dongan sapanghilalaan adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya menggambarkan seseorang yang harus saling memahami, saling pengertian satu sama lain agar seia-sekata dalam suka dan duka, dan menjadi pasangan yang satu perasaan dan satu pemikiran. 3. Makna Mengharapkan Sesuatu Data 6 Rumah ijuk di jolo ni sopo gorga Rumah beratap ijuk di depan lumbung yang berukir Asi ni roha ni Amanta Debata kasih dari Tuhan yang Maha Esa Sai dilehon ma dihamu Semoga diberi kepada kalian Anak na bisuk dohot boru namarroha Putera yang cerdik dan puteri yang bijaksana Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Sopo yang berarti lumbung padi atau berupa ruangan terbuka untuk menyimpan sesuatu atau tempat berkumpul untuk menerima tamu Gorga artinya ukiran atau lukisan berupa pahatan Bisuk berarti Pandai, cerdik dan cerdas, serta punya banyak akal. Sai dilehon ma dihamu , Anak na bisuk dohot boru namarroha adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya sebuah harapan bagi pengantin agar setelah menikah segera mendapatkan momongan, putera-puteri yang berbudi baik, cerdas dan bijaksana. Data 7 habinsaran hapoltakan ni matani ari matahari terbit dari timur Hasundutan hapoltakan ni bulan 29 bulan terbit dari barat Sai tubu ma anak na malo mansari semoga lahir anak yang giat bekerja mencari nafkah Dohot boru na boi paulaean dan anak perempuan yang murah hati Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Habinsaran adalah tempat matahari terbit yaitu arah timur Hapoltakan adalah tempat terbitnya matahari dan bulan Hasundutan adalah tempat bulan terbit yaitu terbit di arah barat Tubu yang artinya lahir Mansari yang artinya pintar mencari nafka Paulaean yang artinya sikap sesorang yang murah hati dan pengasih. Sai tubu ma anak na malo mansari, Dohot boru na boi paulaean adalah bagian dari isi umpasa pantun yang maknanya sebuah kalimat harapan yang berharap agar pengantin kelah melahirkan anak laki-laki yang pandai mencari nafkah, menjadi pemimpin rumah tangga yag bijaksana, dan anak perempuan yang murah hati dan pengasih, menjadi anak perempuan yang penyayang dan dapat di andalkan. Data 8 Mandurung di aek Sihoru-horu menjala ikan di sungai yang deras manjala di aek Sigura-gura menjala di sungai Sigura-gura Udur ma hamu jala leleng mangolu berkumpul dalan kehidupan yang panjang umur hipas matua sonang sora mahua sehat sentosa hingga beranak cucu Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Mandurung artinya menangkap ikan menggunakan sebuah alat yang terbuat dari kain ataupun jala. Aek artinya air Manjala berarti menangkap ikan menggunakan jala Sigura-gura adalah nama suatu tempat atau lokasi Udur berarti berkumpul, bersama-sama dan beriringan Hipas artinya sehat walafiat lahir dan batin. 30 Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora mahua adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar kelak pengantin membina keluarga yang selalu panjang umur, terberkati dan berkumpul dalam suatu ikatan kekeluargaan yang baik dan hidup damai hingga beranak cucu. Data 9 Bintang na rumiris bintang dilangit yang berlimpah ruah Ombun nasumorop embun pagi yang sejuk Anak pe riris melahirkan banyak anak laki-laki Boru pe torop dan melahirkan anak perempuan yang banyak juga Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Rumiris berasal dari kata riris yang artinya banyak, berlimpah-ruah, dan berjejer Ombun artinya embun, atau awan Torop artinya banyak atau ramai. Anak pe riris, Boru pe torop adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar kelak pengantin mendapatkan anugerah dan melahirkan banyak anak laki-laki dan banyak anak perempuan yang membawa rejeki bagi mereka, dan menjadi keluarga yang besar dan terpandang. Data 10 Harbangan dalan tu huta Pintu masuk kesuatu kampung Balatuk dalan tu jabu tangga jalan menuju kerumah Sai hatop ma hamu mangabing-abing semoga cepat dikaruniai anak Jala anak buha baju dan anak pertama yang lahir adalah laki-laki pembawa marga Dalam umpasa pantun di atas, makna dari kata-kata dalam umpasa pantun tersebut Harbangan artinya pintu gerbang atau pintu masuk 31 Balatuk artinya anak tangga rumah adat batak Toba Dalan berarti jalan Hatop artinya cepat atau segera Mangabing-abing artinya menggendong atau menimang Jala, dalam kalimat diatas merupakan sebuah kata penghubung, yang artinya Serta atau Dan Buha baju artinya anak pertama atau anak sulung Sai hatop ma hamu mangabing-abing, Jala anak buha baju adalah bagian dari isi umpasa pantun yang bermakna sebuah harapan agar pengantin segera mendapatkan anak, dan melahirkan anak sulung yang berjenis kelamin laki-laki sebagai pembawa nama, marga dan garis keturunan dalam keluarga suku batak Toba. Nilai-nilai Budaya yang terdapat pada upacara Tintin Marakkup dalam
Musikpop batak yang tentu juga adalah identitas etnis suku batak toba, biasanya ada musik country dan balada pop tua Amerika yang memakai bahasa batak. Musiknya tidak ada hubungan kuat dengan masyarakat batak, kecuali sekali-sekali sebagai contoh kebudayaan dalam proses perubahan, tapi betapa tragis kalau musik pop batak ini menggantikan musik
Horas ma dihita saluhutna. Dison rodo hami nanaeng paboahon saotik turi-turian. Ima taringot Umpasa di Halak Hita Bangso Batak. Ale, parjolo mandok santabi ma hami tu hamu natua-tua nami amang dohot inang soripada, dohot tu hamu ale dongan. Dang namanggurui hami, holan marbagi turi-turian do. Tujuan nami holan sada do, ima asa tetap do hita ingot tu akka hata-hata na denggan taringot tu habatakonta. Pada dasarnya, Gaya Hidup Orang Batak dalam menjalankan Adat Istiadat Bangso Batak tidak lepas dari berbalas pantun, di acara Pesta-Pesta Batak, apapun jenis pestanya. Berbalas pantun ini biasa disebut mar-UMPASA, UMPASA bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia sehari-hari adalah PANTUN. Makna yang terkandung di dalam kata UMPASA ini sangatlah dalam, dan biasanya kata UMPASA ini adalah Pesan atau Nasehat bagi kita. Di akhir pengucapan hata UMPASA ini akan dijawab oleh khalayak umum dengan sebutan “EMMATUTU” atau “IMATUTU“, yang artinya SEPAKAT atau SETUJU, atau bahasa gaulnya Anda bahwa di zaman sekarang ini, yaitu zaman modern atau biasa disebut zaman smartphone, kata-kata UMPASA masih terus digunakan. Mungkin inilah salah satu uniknya Adat Batak. Luar biasa bukan. Situs ini mencoba kembali memaparkan beberapa Kumpulan Umpasa dalam Budaya Adat Batak Toba yang berhasil kami himpun dari beberapa media blog di internet, tentu tujuannya agar kita selaku kawula muda Batak tetap dan selalu mempertahankan budaya kita. Lebih lanjut simak di bawah Kumpulan Umpasa dalam Budaya Adat Batak TobaDijolo raja sieahan, dipudi raja sipaimaonHormatan do natua-tua dohot angka raja.Sada silompa gadong, dua sitiop puli,Sada pe hami na mandok hata, Naung sude ma hami batu martindi sada do sitaon nadokdokUnang maharaphu tu dongan.Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dameUnang sai jujur-jujuri salani dongan, alai bolushon ma.Siboru buas siboru Bakkara, molo dung puas sae soada maraDame ma.Sungkunon poda natua-tua, sungkunon gogo naumposoBertanggung-jawab.UMPASA NI NAPOSO BULUNGBuat orang-orang mudaJolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan,Jolo sinukkun marga asa binoto ma luluon da goreng-goreng bahen soban,Tudia ma luluon da boru Tobing bahen ma luluon da dakka-dakka bahen soban,Tudia ma luluon da boru Sinaga bahen ni pealangge hotek-hotek laho marpiraSirang na mar ale-ale, lobianan matean ni dandorung tu dakka ni sila-sila,Ndang iba jumonok-jonok tu naso oroan dope sikkoru da nungga dihandang-handangi,Metmet dope si boru da nungga do bittang di langit, si gara ni api sada doTorop do si boru nauli, tinodo ni rohakku holoan ho doRabba na poso, ndang piga tubuan lataHami na poso, ndang piga na umboto hataUMPASA MANJALO TINTIN MARANGKUPUntuk pasangan saat tukar cincinBulung namartampuk, bulung ni simarlasuna,Nunga hujalo hami tintin marangkup,Dohonon ma hata pe jabu i, tong doi margulang-gulangSian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni tong doi lubang nangpe dihukkupi rere,Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap do rere, dakka do dupang,Anak do bere, Amang do do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua,Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung TU NA BARU MARBAGASUntuk pasangan yang baru menikahDakka ni arirang, peak di tonga onan,Badan muna naso jadi sirang, tondi mu ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru,Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot ni Pakkat tu rimbur ni Hotang,Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot ni sale-sale, dengke ni Simamora,Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu ni solu, sahat ma tu labuan,Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani solu, sahat di parbinsar ni ari,Leleng ma hamu mangolu jala di iring-iring Tuhan ganup ma pangula, dipasae duhut-duhutMolo burju marhula-hula, dipadao mara ijuk tu ruma gorga,Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok ma pagabe tumundalhon sitodoan,Arimu ma gabe molo ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon,Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna hadukka ma patogu-togu lombu,Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu MANGAMPUBulung ni Taen tu bulung ni TulanBa molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan,Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon,Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali durung si Tuma laos dapot mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan,Napogos hian iba, boi do gabe si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan,Angka pasu-pasu na ni lehon muna,Sai dijangkon tondi ma dohot Jabi-jabi, marbulung ia si TulanAngka pasu-pasu na pinasahat muna,Sai sude mai dipasaut sampulu sada, jumadi sampulu tolu,Angka pasu-pasu pinasahat muna,Sai anggiatma padenggan sapulu pitu, jumadi sapulu ualu,Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami,Diampu hami ma di tonga ninna anduhur, tio ninna lote,Angka pasu-pasu pinasahat muna,Sai unang ma muba, unang pidong sibigo, paihut-ihut bulan,Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut do jambulan, nidandan ni boru SamaraPasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula,Mambahen marsundut-sundut soada bulung nisabi, baen lompan ni pangulaSahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami,Sai horas ma nang hamu tu aek natio do hamu, riong-riong di pinggan pasu,Hula-hula nabasa do hamu, na girgir UMPASA NA ASINGMartahuak ma manuk di bungkulan ni ruma,Horas ma hula-hulana,songoni nang akka ma pulguk, pulguk di lage-lage,Sai mora ma hita luhut, huhut horas jala madungdung, pilo-pilo na maragar,Sai tading ma na lungun, ro ma na bulu sibahen na las,Tabahen uhum mambahen na ni Simbolon parasaran ni si borok,Sai horas-horas ma hita on laos Debata ma na ma sigompa, golang-golang pangarahutna,Tung so sadia pe naeng tarpatupa, sai anggiat ma godang ni Siantar godang rambu-rambuna,Tung otik pe hatakki, sai godang ma si puti, nakkok sideak,Ia i na ummuli, ima ta godang tu aek laut,Dos ni roha sibaen na tano-tano rangging marsiranggongan,Badan ta i padao-dao, tondita i tabu-tabu mandompakhon mataniari,Sai hot ma di hamu akka pasu-pasu, laho marhajophon akka na ni pinasa, hasakkotan ni jomuran,Tung aha pe dijama hamu, sai tong ma dalan ni di aek Sihoru-horu, manjala di aek Sigura-gura,Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora ni Simalungun, tu dolok ni SimamoraSalpu ma sian hamu na lungun, sai hatop ma ro si las ni ni Halak Batak dan ArtinyaManat unang tartuktuk, dadap unang tarrobungArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukanJolo nidodo asa hinonongArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik di teliti dulu situasi apa yang mau dilakukanJolo tinaha garung niba, niantan sulangat nibaArtinya Sebelum melakukan sesuatu lebih baik kalau kita menyadari kemampuan diri godang tu aek laut, dos ni roha sibahen na sautArtinya Musyawarah untuk mufakatBalintang ma pagabe tumandangkon sitandoanArinta ma gabe molo marsipaoloanArtinya Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekataAmporik marlipik, onggang marhabang,Gabe parboli na otik laos gabe do parboli na godangArtinyaNamandanggurhon tu dolok do molo basa namarhula-hulaArtinyaJanji urat ni eme tu laklak ni simarlasuna, Adat na denggan na so ra sega, uhum na uli na so ra muba i, asa manumpak ma Tuhanta i sinur ma pinahan gabe na niula jala horas ma baringin, mardangka ma hariara, matorop ma hamu maribur, matangkang ma marrongkap mai songon bagot, marsibar songon ambalang, jala sai masigomgoman ma tondi ni nasida tu na ni hariara ma pinangait-ngaithon, tubuma dihamu anak dohot boru, sai unang ma ma pagabe tumandakhon sitadoan, saut do hamu gabe asal ma tontong ni batu ma hamu, pandakdahan ni simbora, Gabe do hamu jala sarimatua asal ma sai marsada ni rohaAi na tinapu salaon, salaon situa-tua, Denggan ma hamu masianju-anjuan asa saut gabe jala situbu laklak ma hamu situbu singkoru di dolok ni purbatua, sai tubuan anak ma hamu tubuan boru, donganmuna na bolon bahen parlape-lapean, Sai tubu ma di hamu anak dohot boru na bolas na mandung-dung tu pilo-pilo marajar, Tading ma antong na lungun, sai roma na ni soluma sahat tu bontean, Sahat ma hamu tu parhorasan, sahat tu ma na dolok martungkot sialagundi, adat ni ompunta sijolo-jolo tubu siihuttonon ni na di bulu sibahen nalas, Sinuan uhum sibaen na dolok muba duhutna, muba luat sai adong do muba na masak di gagat ursa , ia i namasa ima di godang aek laut, dos niroha sibahen nasautSori manungkun sori mandapot, sai matua marpanungkun tu na do botohon, ujungna jari-jari, Bangko nihata si dohonon, asal ma jumolo na poso na so tubuan lata, halak na poso na so umboto ni sibaganding di dolok ni pangiringan, horas ma hamu na marhaha maranggi, sai ni tangan, sitongka i bolahononhon, bola-bola ni halak, sitongka i randorung bontar gotana, Dos do anak dohot boru nang pe pulik margana, ai dompak marmeme anak, dompak do tong marmeme boru, andung ni anak sabulan di dalan, andung ni boru leang-leang songgop tu parapian, Bolak ni rosu angka na marpariban, sai masitopot-topotan songon pidong niida ni mata paula so niida, na binege ni pinggol paula so ni Batak di na laho marsirangLagu batak tentang marsirang adong, umpasa halak batak di na laho marsirang tong do adong. Songonon ma akka umpasa batak na lao marsirang Pidong sitapitapi, habang diatas haumaHoras ma hamu na hupaborhat hamiHoras hami na tininggalhonmunaDolok ni Panampahan, tondongkon ni TarabungaSai horas ma hamu dipardalanan songoni dung sahat tu inganan munaTombak ni Sipinggan di dolok ni SitaponganDi dia pe hita tinggal, sai tong ma hita masihaholonganEme sitambatua parlinggoman ni siborokAmanta Debata do silehon tua, sai luhutna ma hita diparorotMangerbang bungabunga, ditiur ni mata ni ariSelamat jalan ma dihamuna, selamat tinggal ma di hamiUmpasa Batak Mangadopi natua tuaUmpasa Batak sidohonon molo dohot iba mangadopi natua tua namanjalo sipanganon sian angka anakkonnaAndor halumpang ma togutogu ni lombu dohot togutogu ni horbo laho tu LapogambiriSai saur ma hamu leleng mangolu paihutihut pahompu sahat tu na marnono dohot marniniTinpu bulung ni sabi nibutbut pinaspashonI dope na tarpatupa hami ba i ma jolo tahalashonHata sian undangan tu natuatua i Polta bulan i Ama ni Manggule Ro nuaeng angka pomparanmu mamboan sipanganon ba dohot hami mauliateTubu ma singkoru di dolok ni SimamoraSai torop ma anak dohot boru na basa jala sisubut rohaTubu dingindingin jonok tu simartoluHoras ma tondi madingin pir tondi matoguSai ro ma nipi na uli sai leleng hamu mangoluHaliangan ni nono dohot nini raphon anak dohot boruHata ni undangan tu ianakkon na mamboan sipanganon Binolus Purbatua laho tu ParsingkamanNaburju marnatuatua ingkon sai dapotan pandaramanLaho pe ibana mangula sai na dao ma parmaraanSai dapotsa na niluluan sai jumpang na jinalahanTaringot di sipanganon na binoanmuna tu natuatua i Disi do gandina, disi do nang gandonaDisi do daina disi do nang tabonaSirsir ansimna jala hona dohot asomnaAsa dohonon nami ma Bagot na marhalto ma di ladang ni PanggabeanHoras ma hami na manganhon, lam martamba sinadongan di hamu na mangaleanIa siula tano do hamu ba on ma dohononnami Binanga ni Sihombing binongkak ni PurbatuaTu sanggar ma amporik tu lombang ma satuaSai sinur ma pinahan gabe na niulaMolo partigatiga do hamu ba on ma dohonon namu Tinampul bulung bira bahen saong laho tu ladangSai mangomo ma hamu sian tigatiga ba sai maruntung ma sian dagangMolo tung sipata rugi hamu ba sai dapot nian nidok ni umpasa Soban rantingranting soban ni SijamapolangBa molo rugi hamu sian antinganting, ba sai mangomo ma sian golangMolo pegawai do hamu ba on ma dohonon nami Tinapu bulung salaon dongan ni bulung si tulanBa sai naek pangkat ma hamu ganup taon, sai tamba gaji tiap bulanMolo adong di hamu na so hot ripe dope on ma dohonon namiParik ni Lubutua hatubuan ni bulu duriNa burju marnatuatua sai ingkon dapotan rongkap na uliBaangkup ni i Molo adong disi hulingkuling sai adong ma disi holiholiMolo adong disi na so muli sai adong do rongkap ni i naso mangoliSahatsahat ni solu ma sahat di rondang ni bulanSai leleng ma hamu mangolu jala sai dipasupasu TuhanUmpasa Batak Tingki MangapuliJotjot do tadok Tua na so taraithon, Soro ni ari na so tarhaishoAlai dumenggan do dohonon umpasa on Ramba ni Sipoholon marduhutduhut sitataLas ni roha dohot sitaonon sude do i sian Amanta DebataAsa Hau ni Gunungtua, dangkana madaguldagulTibu ma dilehon Tuhanta dihamu tua, jala tibu hamu diapulapulPoltak bulan tula, binsar ia mata ni ariTibu ma ro tu hamu soritua, singkat ni sori ni ariAngkup ni i Hotang binebebebe, hotang pinilospulosUnang iba mandele, ai godang do tudostudosTamba muse Hotang benebebebe, hotang ni SiringkironUnang iba mandele, ai godang dope sihirimonOn pe Dolok ni Simalungun ma tu dolok ni simamoraSai salpu ma angka na lungun, hatop ma ro silas ni rohaUmpasa Ni Halak Batak UmumPir ma tondi madinginHoras tondi matoguMamora hamu madinginLeleng ma hamu mangoluTampulan sibagandingDiatas na pangiringanTugabenama hamu saluhutnaTondi muna sai masipairing-iringanSinuan hariara bahen partungkoan di tonga ni hutaSinur ma napinahan tugabena naniulaNadihuta unang marmaraHoras-horas ma hamu Sasude tumpakon ni Tuhanta NamartuaTangki ma jala walangGalinggang jala garegeTubu ma anak partahi jala ulu balangDohot boru maduma jala paremeTubu ma sanggar di holbung-holbungTubu arung di honuk-honukTubu ma dihamu anak namalo marpollungDohot boru namalo marsondukTubuan lak-lak tubuan singkorungDi dolok ni purbatuaTubuan anak tubuan boruDongan muna saur matuaAndor ris ma andor rasDidolok ni lobutuaTorkis-torkis ma horas-horasJala dapotan tuaPinantingkon hujurTu julu ni topianHoras ma hamu saluhutJala dapotan pancarianBagol namadungdungTupilo-pilo namarajarDao ma nalungunSai ro ma na jagar tu joloan onBagol bogilBagol so habal-balanSalpu ma nahansitSai ro ma najagar tujoloan onBalintang ma pagabeTumundalhon sitadoanAri mu ma gabeAsal ma hamu masipaolo-oloanDiruma PohkiBahul-bahul pansalonganPir ma tondiJala luma panamotanDangka ni sitoropPinanghait-haithonTubu ma anak dohot boruSitongka panahit-nahitonhe..he..he…he…Bintang ma narumirisOmbun nasumoropAnak pe ririsBoru pe toropEme si tamba tua ma parlinggoman ni si borokAmanta Debata do Si lehon tuasaluhut na ma hitaon dari
6HWNdv. zuq8j7mxay.pages.dev/63zuq8j7mxay.pages.dev/40zuq8j7mxay.pages.dev/85zuq8j7mxay.pages.dev/20zuq8j7mxay.pages.dev/8zuq8j7mxay.pages.dev/195zuq8j7mxay.pages.dev/131zuq8j7mxay.pages.dev/168zuq8j7mxay.pages.dev/165
pantun batak toba dan artinya